blog image

Integrasi Rekam Medis Elektronik dengan Sistem Informasi Obat

Penggunaan Rekam Medis Elektronik (RME) telah menunjukkan dampak positif dalam menunjang aktivitas pelayanan kesehatan sehari-hari. Penggabungan sistem informasi obat ke dalam RME menjadi solusi bagi peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dan keselamatan pasien.

Seperti apa dampak integrasi antara RME dan Sistem Informasi Obat ini dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan secara keseluruhan? Simak pemaparan selengkapnya.

  1. Studi Kasus Kesalahan Peresepan Obat di Indonesia

  2. Integrasi RME dengan Sistem Informasi Obat

  3. Manfaat Integrasi RME dengan Sistem Informasi Obat

Studi Kasus Kesalahan Peresepan Obat

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melansir setidaknya lebih dari 1,5 juta pasien di seluruh dunia terindikasi menerima efek samping dalam masa perawatannya sebagai akibat dari kesalahan peresepan obat tiap tahun. Tercatat sekitar 0,1 juta orang meninggal setiap tahunnya akibat kesalahan medis di rumah sakit dan angka kematian akibat kesalahan pengobatan lebih tinggi angkanya dibanding karena cedera di tempat kerja.

Dalam beberapa jurnal penelitian, disebutkan bahwa kesalahan pada fase peresepan obat kerap terjadi karena adanya human error yang dipicu oleh tulisan yang sulit dibaca, penulisan satuan obat yang tidak seragam, ketidakjelasan bentuk sediaan, serta informasi pasien yang belum sepenuhnya dicantumkan (Rahmawati dan Oetari, 2022). Hal ini berdampak negatif pada keselamatan pasien dan kualitas pelayanan sehingga penting bagi tenaga kesehatan untuk memberikan perhatian lebih pada fase peresepan obat/ prescribing.

Fasilitas kesehatan di Indonesia, yang sedang menjajaki pengembangan sistem kesehatan modern melalui penggunaan Rekam Medis Elektronik (RME), perlu mengidentifikasi dan mengatasi permasalahan ini sebagai prioritas utama dalam peningkatan keselamatan dan kualitas pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, integrasi Sistem Informasi Obat dengan RME dapat menjadi solusi yang menjanjikan untuk mengurangi angka kesalahan peresepan obat dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan secara keseluruhan.


Integrasi RME dengan Sistem Informasi Obat

Konsep utama integrasi RME dengan sistem informasi obat adalah menggabungkan informasi obat secara terpadu dengan rekam medis elektronik tiap pasien. Dengan demikian, tenaga kesehatan mendapatkan akses data yang komprehensif dalam satu platform.

Data yang komprehensif tersebut diantaranya adalah informasi alergi obat yang diderita pasien, interaksi obat yang dapat terjadi, informasi keamanan obat pada kondisi pasien hamil dan menyusui, serta informasi kontraindikasi obat untuk berbagai kondisi pasien. Dengan kemudahan akses dan data yang komprehensif, kualitas proses peresepan obat dapat meningkat.


Manfaat Integrasi RME dengan Sistem Informasi Obat

Penerapan Sistem Informasi Obat yang terintegrasi dengan Rekam Medis Elektronik (RME) membawa berbagai manfaat signifikan bagi fasilitas kesehatan dan pasien. Berikut adalah beberapa manfaat utama yang diperoleh :

  1. Peningkatan Keselamatan Pasien

    Integrasi sistem informasi obat ke dalam RME memudahkan akses ke informasi-informasi vital yang berkaitan dengan kondisi pasien dan obat yang akan diresepkan. Sehingga penentuan keputusan klinis dalam peresepan obat menjadi lebih baik serta meningkatkan keselamatan pasien.

  2. Efisiensi dalam Proses Perawatan

    Terhindar dari kerumitan administrasi dalam proses peresepan, pengelolaan stok obat, serta pemantauan kondisi pasien dengan menggunakan sistem yang memudahkan pekerjaan tenaga kesehatan

  3. Memaksimalkan Kualitas Layanan Kesehatan

    Memungkinkan tenaga kesehatan untuk bisa berfokus dalam meningkatkan kualitas pelayanan sehingga pasien bisa merasa lebih tenang dalam mempercayakan perawatan kesehatannya.

  4. Mengurangi Biaya Kesalahan Medis

    Berkurangnya risiko terjadinya klaim malpraktek dan biaya terkait dengan penyelesaian klaim yang diakibatkan oleh kesalahan dari peresepan obat.

  5. Monitoring dan Evaluasi Kinerja Lebih Baik

    Dengan menggunakan sistem, memungkinkan institusi kesehatan untuk melakukan monitoring dan evaluasi terhadap praktik peresepan obat dan perawatan kesehatan pasien secara keseluruhan. Para tenaga kesehatan juga bisa menganalisis data obat secara keseluruhan untuk mengidentifikasi langkah-langkah perbaikan apa yang perlu diterapkan.

Adapun manfaat-manfaat di atas bisa dirasakan secara langsung dan membawa perubahan positif secara signifikan bagi institusi kesehatan dan pasien di Indonesia.

Tantangan dan Solusi Integrasi RME dan Sistem Informasi Obat

Berkaitan dengan pentingnya manfaat integrasi RME dan sistem informasi obat dalam keselamatan pasien serta pelayanan kesehatan secara keseluruhan, maka penting bagi institusi kesehatan untuk berkoordinasi dan memilih alat yang tepat.

CDSS (Clinical Decision Support System) merupakan salah satu alat yang tepat berupa sistem komputer yang memberikan rekomendasi data dan informasi medis untuk membantu tenaga kesehatan dalam mengambill keputusan medis.

Sayangnya, untuk memilih CDSS bukanlah perkara mudah karena kebanyakan vendor masih menggunakan informasi kesehatan yang belum sesuai dengan kebutuhan lokal fasilitas kesehatan di Indonesia. Sehingga untuk proses integrasi rekam medis elektronik dengan sistem informasi obat seringkali mengalami kendala karena tidak kompatibel dan butuh penyesuaian yang rumit.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, RxPert hadir sebagai solusi sistem informasi obat yang menyediakan kebutuhan informasi sebagai CDSS dengan menyesuaikan kebutuhan institusi kesehatan secara lokal.

RxPert menyediakan lebih dari 10.000 informasi obat yang terdaftar di BPOM dan disesuaikan dengan kebutuhan Fasilitas Kesehatan (Faskes) Indonesia mengikuti standar PKPO (Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat) di Rumah Sakit, serta menyediakan informasi mengenai peraturan atau regulasi yang berlaku terkait obat di Indonesia.

Menggunakan layanan RxPert, penggunaan rekam medis elektronik bisa lebih optimal dengan memudahkan tenaga kesehatan untuk mencari informasi obat yang dibutuhkan tanpa perlu membuka aplikasi atau situs web lainnya.

Contoh tampilan Sistem Informasi Obat pada RxPert

Contoh tampilan Sistem Informasi Obat pada RxPert

Tertarik mencoba CDSS yang sesuai dengan kebutuhan fasilitas kesehatan Anda? Hubungi kami untuk dapatkan demonya di sini


Sumber

who.int.(2017). Medication without Harm. Dilansir dari https://www.who.int/initiatives/medication-without-harm

Enjel, T. Roscita, Mursyid, Murni, Samsi, Al Syahril. (2023). Analisis Medication Error pada Peresepan Manual dan Peresepan Elektronik Fase Prescribing di RSU ST Madyang Palopo. Dilansir pada https://journal.umpr.ac.id/index.php/jsm/article/view/6467

Khairuirrijal. (2018). Medication Error pada Tahap Prescribing, Transcribing, Dispensing, dan Administration. Dilansir dari https://farmasetika.com/2018/02/25/medication-error-pada-tahap-prescribing-transcribing-dispensing-dan-administration/

Amalia, Anisa Eka dkk. (2021). Gambaran Kejadian Medication Error pada Rumah Sakit di Berbagai Negara. Dilansir dari https://lib.ui.ac.id/detail?id=20516878&lokasi=lokal